Top Kumpulan Cerpen Fiksi Secrets
Top Kumpulan Cerpen Fiksi Secrets
Blog Article
Dan singa pun menjawab pertanyaan tersebut, “Mana mungkin aku bisa menyakiti orang yang telah menyelamatkan nyawaku.”
Cerita cerpen anak sekolah dasar tersebut sangat cocok diceritakan kepada anak-anak sekolah agar tetap rajin belajar dan menggapai cita-cita meski banyak batasnya.
Cerpen mampu menggambarkan suatu kisah atau kejadian dalam waktu yang relatif singkat, tapi tetap mampu menyentuh pembaca dengan elemen-elemen sastra yang kuat.
Hingga tanpa orang sadari anak itu mencabut lidi tersebut dan keluarlah air dan menjadi mata air, semakin lama air yang keluar semakin deras hingga menenggelamkan daerah itu, hingga menjadi telaga yang di beri nama rawa pening.
Seorang kakek bercerita pada cucunya tentang kisah persahabatan merpati dan bagaimana mereka bertahan hidup.
Ketika ia menemukan Blacky, kondisinya anjing itu sangatlah memprihatinkan dengan tubuh kurus kering.
Lala merasa ragu apakah ia boleh merasa cemburu, mengingat ia hanya seorang sahabat dalam hidup Fariz, yang mungkin hanya dianggap sebagai tempat untuk berbagi cerita.
Namun, air mata jatuh dari matanya tanpa disadari saat ia melihat Fariz dan mantan pacarnya saling berpandang.
Setiap hari setelah pulang sekolah, Blacky selalu duduk di teras rumah menyambut kedatangan Maulana.
Fariz tetap memberikan semangat dan senyumnya kepada Lala saat mereka bertemu di luar ruangan. Meski perhatian Fariz kepada mantan pacarnya tampak cukup lama, Lala mencoba menjaga perasaannya dan berusaha tidak terlalu terpengaruh.
Setelah itu, pilihlah one judul yang menurut kamu PALING menarik dan cocok dengan cerita yang Kumpulan Cerita Fiksi akan kamu buat.
Mereka terus mencari hingga sampai ke lantai dua kafe, di mana akhirnya mereka menemukan wanita yang mereka ikuti. Namun, keduanya tidak berani untuk berbicara dengannya dan hanya bisa mendengarkan dari kejauhan.
Dari balik tirai jendela yang lusuh, sepasang mata kecil menatap awas. Pandangannya tidak terlepas dari lapangan bola, tepat 10 meter di depan rumahnya. Sudah setengah jam gadis it mengawasi. Bukan gerak-gerik bola. Bukan pula para pemain bola berseragam putih merah, karena di sana hanya ada bayangan kosong dan keheningan.
Melalui buku pelajaran sekolahnya, ia membaca bagaimana potensi aliran sungai bisa menjadi pembangkit listrik.